Serang.suara.com - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tangerang mengalami keterbatasan dalam menangani pria berbobot 300 kilogram bernama Muhammad Fajri (27). Lantaran RSUD tersebut tidak memiliki peralatan yang memadai untuk menangani kasus ini.
Muhammad Thohirudin (34), Ketua RT 05 RW 02 Kelurahan Pedurenan, Kecamatan Karang Tengah, menyampaikan hal ini. Menurutnya, Fajri akan dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) di Jakarta Pusat.
"Fajri akan dipindahkan ke Cipto (RSCM) karena alasan keterbatasan alat di RSUD Kota," kata Thohirudin saat ditemui di kediaman Fajri pada Jumat (9/7/2023).
Dia mengungkapkan bahwa RSUD Kota Tangerang tidak memiliki alat yang memadai untuk memeriksa kondisi kaki Fajri yang mengalami pembengkakan sehingga menyebabkannya sulit berjalan.
"Alat yang buat periksa kakinya, yang mengalami pembengkakan," tutur Thohirudin.
Rencananya, Fajri akan dipindahkan ke RSCM hari ini. Saat ini, pihak keluarga sedang bernegosiasi untuk melakukan pemindahan tersebut.
"Lagi dinegosiasi ama ibunya Fajri," katanya.
Sebelumnya, kondisi kesehatan Fajri, pria berbobot 300 kilogram asal Ciledug, Kota Tangerang, terus dipantau oleh dokter RSUD Kota Tangerang. Dia telah menjalani perawatan intensif di RSUD Kota Tangerang sejak Rabu (7/6/2023).
"Dokter spesialis penyakit dalam kami sedang memantau kondisi pasien di RSUD Kota Tangerang dan memberikan perawatan intensif," ujar drg. Fika Khayan, Kepala Humas RSUD Kota Tangerang, pada Kamis (9/7/2023).
Baca Juga:6 Tips Menyiapkan Dana Traveling agar Perjalananmu Lebih Terencana
![Petugas Damkar dari UPT BPBD Ciledug melakukan evakuasi terhadap Fajri (27) yang mengalami Obesitas di kawasan Griya Kencana, Ciledug, Tangerang, Rabu (7/6/2023) [Tangkapan layar/ Damkar Ciledug TV]](https://media.suara.com/suara-partners/serang/thumbs/1200x675/2023/06/08/1-petugas-damkar-dari-upt-bpbd-ciledug-melakukan-evakuasi-terhadap-fajri-27-yang-mengalami-obesitas-di-kawasan-griya-kencana-ciledug-tangerang-rabu-762023.jpg)
Fajri mengalami nyeri pada bagian kakinya, yang menyebabkan keterbatasan gerakan. Keluhan ini telah dirasakannya selama delapan bulan terakhir.
Fika menjelaskan bahwa dokter telah memeriksa kondisi cairan dan makanan di dalam tubuh Fajri. Sampel cairan tubuhnya masih menunggu hasil tes di laboratorium.
"Kami belum dapat menemukan penyakit selain obesitas karena masih awal dalam penanganannya. Kami masih melakukan observasi terhadap hasil dari laboratorium dan pemeriksaan radiologi," katanya.
Fika menjelaskan bahwa obesitas yang dialami oleh Fajri disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari gaya hidup hingga pola makan yang tidak sehat.
Dia memastikan bahwa Fajri sedang mendapatkan perawatan khusus untuk memulihkan kesehatannya. Selain itu, untuk biaya perawatannya akan ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
"Kami akan berusaha dengan baik sesuai dengan kemampuan RSUD kota tangerang untuk menangani kondisi kesehatan yang tengah dialami oleh pasien saat ini," ucapnya.
"Kami juga terus dipantau oleh Dinkes Kota Tangerang untuk bergerak bersama agar membantu penanganan terhadap pasien," jelas drg. Fika Khayan.
Diketahui sebelumnya, UPT BPBD Ciledug bersama warga membantu melakukan evakuasi dengan menggunakan forklift terhadap Muhammad Fajri untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan ke RSUD Kota Tangerang, Rabu, (7/6/2023).
Kepala UPT BPBD Ciledug Mulyadi mengatakan, awalnya pihanya menerima laporan langsung dari warga untuk mengevakuasi pria bernama Fajri (27) tersebut.
Sesampainya di lokasi, tim evakuasi dari Damkar Ciledug itu pun mendapati kesulitan dakan mengevakuasi Fajri yang berbobot 300 kilogram. Ditambah lagi sulitnya akses menuju rumah Fajri yang sempit.
"Kita angkat juga, berat, enggak keangkat. Kami melakukan evakuasi dengan bongkar pintu, tapi tetap nggak bisa keangkat, jadi kita menggunakan forklift, lalu kita naikan ke mobil pickup untuk dibawa ke RSUD Kota Tangerang," ujar Mulyadi.
Proses evakuasi Fajri pun berlangsung dramatis selama 2 jam, petugas BPBD sampai harus membobol pintu masuk rumah Fajri. Lantaran bobotnya yang besar, tenaga manusia sekalipun mendapati kesulitan saat mengangkatnya.
"Butuh waktu 2 jam, karena kita nyari alat buat bongkar pintu dan forklift," kata Mulyadi.
Terkait dengan kondisi kesehatan Fajri, Mulyadi juga mengatakan bahwa hal itu bukanlah kewenangannya. Tugasnya hanyalah sebatas membantu evakuasi Fajri.
"Untuk medisnya pihak dinas kesehatan yang berwenang, kami hanya melakukan evakuasi saja," kata Mulyadi.