Kapal Nelayan Indonesia Hilang di Perairan Australia, 6 Hari Nelayan Terkatung di Laut

Serang Suara - Topan Ilsa diduga membuat dua kapal nelayan asal Indonesia hilang di perairan Australia, walau begitu beruntung nelayan selamat di Pantai Utara Australia Barat.

Kariadil Harefa
Minggu, 23 April 2023 | 19:42 WIB
Kapal Nelayan Indonesia Hilang di Perairan Australia, 6 Hari Nelayan Terkatung di Laut
Nelayan tradisional di Pulau Tello, Kecamatan Pulau Pulau Batu, Kabupaten Nias Selatan, Provinsi Sumatera Utara bersiap untuk melaut di perairan dekat pulau tersebut. (Serang.Suara.com/Kariadil Harefa)

Serang Suara - Topan Ilsa diduga membuat dua kapal nelayan asal Indonesia hilang di perairan Australia, walau begitu beruntung nelayan selamat di Pantai Utara Australia Barat.

Jumlah nelayan selamat usai kapal diterpa Topan Ilsa di perairan Australia berjumlah 10 orang. Informasi Serang Suara dapat dari ABC Australia, bahwa topan Isla tersebut mengamuk di kawasan perairan Pulau Bedwell, atau sekira 300 mil laut dari dari Broome, Austalia Barat.

Sebelum nelayan itu dievakuasi, mereka terkatung-katung di perairan selama enam hari tanpa logistik sama sekali, beruntung kapal penangkap ikan Express melintas lalu menyelamatkan mereka.

Sebelum evakuasi ke kapal penangkap ikan, salah satu pesawat Australian Border Force (ABF) yang tengah melintas terpantau akan keberadaan nelayan Indonesia yang dua kapal mereka porak poranda diterpa Topan Ilsa.

Baca Juga:Pasca Deklarasi Ganjar Pranowo Capres, Anies Baswedan Calon Presiden Ketemu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ada Apa?

Sementara 8 nelayan yang berada di kapal KM Putri Jaya hilang tanpa jejak, dan berkemungkinan tenggelam di perairan Australia.

Informasi dari salah satu seorang warga Rote di Nusa Tenggara Timur menyampaikan, bahwa ada dua kapal lainnya  berlayar bersamaan dengan kapal yang diterjang topan, walau begitu jalur mereka terpisah dan belum diketahui keberadaan kapal itu.

Informasi terbaru kapal nelayan Indonesia porak poranda diterjang Topan Ilsa, masing-masing kapal antara lain, kapal Tuan Muda dan Cahaya Alor. ABC sudah menghubungi Otoritas Keamanan Maritim Australia (AMSA) untuk menanyakan hal tersebut dan berusaha mencari keberadaan kedua kapal tersebut.

Seorang selamat dari Putri Jaya

Kiriman pesan SMS dari AMSA kepada Badan Nasional Pencarian dan Penyelamatan (BASARNAS) Indonesia yang dilihat oleh ABC menjelaskan pengalaman dramatis salah seorang nelayan yang berada di kapal Putri Jaya.

Baca Juga:[Catat] Info Jadwal Sistem One Way, Ganjil Genap, Contraflow Puncak Arus Balik Lebaran 2023

Rama Jalatino berada di kapal Putri Jaya saat melaut pada 12 April, di mana gelombang besar membuat kapal rusak dan mulai tenggelam.

Rama kemudian mengikatkan diri pada sebuah drum plastik berisi air sebelum kemudian meloncat ke laut sekitar jam 3 pagi.

Dia berenang selama 30 jam sampai dia melihat adanya daratan dan menuju ke sana.

Beruntungnya daratan itu adalah Bedwell Island, di mana dia bertemu awak kapal nelayan Express. 

Musibah menjelang Lebaran
Ibu dari salah seorang awak kapal Putri Jaya yang hilang mengatakan terkejut dengan berita ini apalagi terjadi menjelang Lebaran.

Kusmawati mengatakan anaknya yang berusia 27 tahun, Yamin Pulling, hilang.

"Sebagai orangtua, saya sedih sekali. Ini menjelang Lebaran dan dia tidak bersama kami, saya sangat terguncang," katanya.

"Saya meminta pertolongan kepada pemerintah Australia untuk mencari dan menemukan dia karena dia tulang punggung keluarga dan satu-satunya harapan kami.

"Sebelum pergi, Yamin mengatakan kepada saya dia akan pergi ke Australia untuk menangkap ikan.

"Dia ingin memberikan uang kepada saya, orangtuanya, memberikan uang untuk merayakan Idul Fitri namun sekarang dia terkena musibah. 

Susahnya upaya penyelamatan


Gordon Watt dari perusahaan PHI Aviation yang mengirimkan helikopter untuk mengevakuasi para nelayan dari Bedwell Island mengatakan mereka harus membuat tenda darurat di pantai tidak jauh dari lokasi terdamparnya kapal Express.

Dia mengatakan para nelayan tersebut "sangat bersyukur" ketika tim PHI Aviation tiba.

"Mereka yang selamat ini mengatakan mereka memerlukan air minum dan makanan," katanya.

A man in a jacket and shirt stands next to some model helicopters. Image: Gordon Watt mengatakan para nelayan sangat bersyukur berhasil diselamatkan. ABC News: James Carmody
"Mereka sudah berada di sana selama beberapa hari dalam situasi yang rawan tanpa makanan dan air.

"Mereka senang sekali melihat tim kami yang membawa mereka ke daratan di Australia."

Watt mengatakan upaya penyelamatan sulit dilakukan karena mereka tiba ketika hari gelap dan helikopter tidak bisa mendarat di pantai berpasir sehingga mereka harus menaikkan semua awak nelayan itu dengan tali.

"Jadi ini sangat menantang bagi para awak kami melakukan penyelamatan dan kami senang bahwa bisa membawa mereka dengan aman kembali ke Broome," katanya.

[ABC Australia]

REKOMENDASI

BERITA TERKAIT

Berita

Terkini

Tampilkan lebih banyak