Mantan kekasih Mario Dandy (20), Anastasia Pretya Amanda atau Amanda usai menjalani pemeriksaan oleh penyidik Polda Metro Jaya terkait pencemaran nama baik sebagai 'pembisik' dalam kasus penganiayaan yang dilakukan terhadap korban David.
Kepada awak media Amanda mengaku diajukan 13 pertanyaan oleh penyidik Polda Metro Jaya.
"13 (pertanyaan)," kata Amanda di Polda Metro Jaya, Senin (27/3/2023).
Kuasa hukum Amanda, Enita Edyalaksmita menjelaskan kliennya diberi 13 pertanyaan mengenai kronologi kasus pencemaran nama baik yang dilakukan oleh anak mantan pejabat DJP tersebut.
Baca Juga:Sambil Nyanyi, Abidzar Al Ghifari Ledek Umi Pipik Janda Lincah
"Kapan mulai dirasakan ada pencemaran nama baik itu, ditanyakan kapan, apa, di mana saja medianya, kemudian berkaitan dengan BAP yang di Polres Selatan," ujar Enita.
Polda Metro Jaya memeriksa Amanda dalam kasus pencemaran nama baik sebagai orang yang disebut 'pembisik' dalam kasus tindakan brutal penganiayaan Mario Dandy kepada Cristalino David Ozora.
Dari informasi yang dihimpun, Amanda mulai diperiksa sejak pukul 11.00 WIB, Senin (27/3/2023).
Amanda didamping kuasa hukumnya Enita Edyalaksmita dalam menghadapi kasus yang membelitnya. Enita selaku kuasa hukumnya mengatakan bahwa dia telah membawa beberapa barang bukti pendukung berupa isi berita acara pemeriksaan (BAP) Mario Dandy dan AG yang disampaikan kuasa hukum melalui media terkait tuduhan pembisik dalam perkara yang ada.
"Ada bukti di media, penasihat hukum AG juga ada di Instagramnya. Juga ada melalui TV, ada beberapa media elektronik, cetak semua sudah kita kumpulkan dokumen sebagai pembuktian kita," kata Enita.
Baca Juga:Diperintah Jokowi, Mahfud MD Akan Jelaskan Transaksi Rp 349 Triliun ke DPR
Dia juga meminta agar penyidik dapat bekerja secata profesional dalam menangani kasus kliennya. Dia yakin narasi 'pembisik' yang disematkan oleh Mario Dandy cs yang disematkan pada Amanda adalah bentuk kekeliruan.
"Kita berharap dapat jalan keluar untuk Amanda, agar mereka (pihak Mario Dandy) menyadari kekeliruan mereka di media-media yang saat dulu sudah terlalu di-blow up," jelasnya.