Scroll untuk membaca artikel
Kamis, 09 Maret 2023 | 21:04 WIB

Gempa Megathrust Mentawai Sumatera Barat Bisa M8.9 Skala Richter dan Memicu Tsunami, BMKG: Jangan Panik

Kariadil Harefa
Gempa Megathrust Mentawai Sumatera Barat Bisa M8.9 Skala Richter dan Memicu Tsunami, BMKG: Jangan Panik
Sekdaprov Sumbar Hansastri saat menyampaikan sambutan dan memaparkan potensi bencana di Sumatera Barat, Kamis (9/3/2023). (Kariadil Harefa/Suara.com)

Potensi ancaman gempa Megathrust Mentawai Sumatera Barat (Sumbar) bisa saja terjadi, dengan kekuatan gempa M8.9 Skala Richter dan picu Tsunami.

Potensi terjadinya gempa besar di Sumatera Barat berkemungkinan bisa memicu terjadinya Tsunami, hal ini terungkap dalam Rapat Koordinasi Forum Perangkat Daerah Bidang Penangggulangan Bencana Provinsi Sumbar pada Kamis, (9/3/2023) di Padang.

Bahkan para ahli termasuk dari Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi gempa Megathrust Mentawai Sumatera Barat mencapai M8.9 Skala Richter, dan memicu Tsunami.

"Ini perlu jadi perhatian serius, apalagi di wilayah seismik zona subduksi," kata Dr. Suko Prayitno Adi, M.Si selaku Deputi BMKG Pusat, saat berada di Padang, Sumbar.

Baca Juga:Waspada Gempa, Sesar Cimandiri Intai Jakarta Termasuk Banda Aceh Lampung dan Palu

Suko Prayitno Adi membenarkan pula bahwa besarnya potensi ancaman gempa Megathrust Mentawai memungkinkan bakal terjadinya Tsunami.

"Ya ada sangat berpotensi gempa besar dan memungkinkan Tsunami," kata Suko Prayitno Adi didampingi Arry Yusnwadi selaku Plt Kalaksa BPBD Sumbar.

Deputi BMKG selaku mantan Rektor Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) itu menerangkan, bahwa potensi gempa di Padang atau Sumatera Barat dapat mencapai dengan skala M 8.9.

Walau demikian ancaman tersebut bisa saja terjadi, akan tetapi Suko Prayitno Adi tidak dapat memastikan kapan bencana alam gempa Megathrust Mentawai itu akan terjadi.

"Hanya saja sangat dimintakan agar jajaran BPBD se Sumbar harus siaga sedini mungkin. Kita harus siaga menghadapi potensi bencana ini," katanya.

Baca Juga:Gempa Padang Membuat Warga Panik di Pagi Kamis Maret 2023, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Kesiapsiagaan bencana tentu sangat perlu dan penting, "Kita harus berkaca dengan gempa Turki yang terjadi baru-baru ini, secara asumsi kekuatan gempa nyaris mirip dengan gempa Megathrust Mentawai," ungkapnya.

Jangan Panik Megathrust Mentawai, BMKG: Mari Kurangi Risiko Bencana

Isu adanya potensi gempa bumi Megathrust Mentawai, BMKG mengimbau agar masyarakat jangan panik. Sebab, ancaman besar hanya dapat terjadi ketika guncangan pada suatu sesar dan mempengaruhi sesar lain.

Suko kembali menerangkan, Megathrust Mentawai kenapa mirip dengan gempa Turki karena dataran Sumatera Barat miliki potensi sesar yang saling berkaitan dan dekat.

"Walau begitu,  masyarakat tidak perlu takut dan khawatir berlebihan. Namun yang perlu dilakukan, yakni menyiapkan masyarakat yang siaga bencana untuk mengurangi risiko," papar Suko Prayitno Adi.

Salah satu upaya mencegah risiko bencana dengan membangun infrastruktur bangunan dengan benar dan menyesuaikan kondisi wilayah daerah masing-masing.

"Membuat bangunan tahan gempa, dan membangun jalur evakuasi yang jelas," kata Suko Prayitno Adi.

Suko Prayitno Adi berharap agar seluruh instansi, seperti Orari, RAPI, dan semua relawan kebencanaan yang ada di daerah dan lainnya saling berintegrasi.

Pastikan semua layanan internet dan alat komunikasi jangan sampai miss atau hilang. "Komunikasi satu-satunya saat bencana terjadi adalah radio. Maka mari saling merangkul relawan baik dari BPBD dan lembaga terkait termasuk BMKG," katanya.

 

Pemprov Sumbar Siaga Hadapi Bencana Gempa Bumi

Sekait dengan bencana alam yang sangat kompleks di Sumatera Barat, Sekdaprov Sumbar Hansastri pada kesempatannya mengatakan, bahwa Pemprov Sumbar saat ini sedang fokus menyiapkan jalur evakuasi.

Selain shelter, hingga sirine yang merupakan rangkaian dalam pengurangan risiko bencana alam, termasuk gempabumi.

Sekdaprov Sumbar Hansastri sangat menyayangkan ketika semua perlengkapan ada, dan kemudian isu bencana tersapu bersih, semua alat tidak dapat berfungsi dengan baik.

Menurutnya, rata-rata  itu semua terjadi di beberapa kota dan kabupaten di Sumbar.

"Semoga dengan rapat koordinasi ini dapat kita berbenah, dan menginvetarisasi fasilitas dan mengaktifkan kembali," kata Hansastri.

Rakor ini berlangsung 9-10 Maret 2023, dengan 50 peserta. Dengan harapan bisa menyelaraskan program yang tepat dalam penanggulangan bencana. [*]

Berita Terkait

Tag

terpopuler

Nasional

Terkini

Loading...
Load More
Ikuti Kami

Dapatkan informasi terkini dan terbaru yang dikirimkan langsung ke Inbox anda