Bagi penyuka sajak dan ingin menulis sajak kamu bisa mengikuti cara eyang Sapardi Djoko Damono ini.
Orang yang suka menulis sajak atau puisi biasanya merasakan kesenangan tersendiri. Bagaimana mengungkapkan apa yang terjadi di lingkungannya, dirinya melalui kata-kata yang terpilih.
Setiap masa selalu ada penulis-penulis sajak baru yang bermunculan. Tak ayal jika ke toko buku banyak juga ditemukan antologi puisi .
Sederet nama yang sudah malang melintang terkait sajak seperti Chairil Anwar, Rendra, Afrizal Malna, Goenawan Mohamad, hingga Sapardi Djoko Damono.
Baca Juga:5 Jenis Kanker yang Dialami Mayarakat Indonesia Terbanyak Kanker Payudara
Puisi karya Sapardi memiliki daya tarik tersendiri. Meskipun sudah berpulang 2020 lalu, puisi dan sajaknya masih saja dibahas hingga saat ini.
![Sapardi, Penyair Indonesia [Instagram/yongkrumagz]](https://media.suara.com/suara-partners/serang/thumbs/1200x675/2023/02/06/1-sapardi.png)
Berikut, lima tips menulis sajak ala Sapardi Djoko Damono.
1. Sediakan Jeda
Kebanyakan orang menulis puisi sedang sedih atau sedang jatuh cinta. Namun Sapardi memberikan tips bahwa sebaiknya untuk menulis sajak hendaknya diberi jeda. Penulis menurutnya tidak boleh terlibat secara emosional dengan apa yang ditulisnya.
Puisi yang ditulis saat jatuh cinta tanpa ada jeda akan terlihat cengeng, jika ditulis saat marah maka puisinya akan cendrung melambangkan kemarahan.
2. Tulis yang dekat
Karya sastra menurut Sapardi diciptakan untuk dinikmati. Bukan untuk dipaksakan memasukkan suatu arti.
Maka sebaiknya menulis sajak tulislah yang dekat dan mendekatkan sajak tersebut dengan lingkungan sekitar. Sajak itu ada di sekitar kita.
Baca Juga:2 Pemain Indonesia di Qatar yang Berpotensi Jadi Rekan Satu Tim Eks Real Madrid Isco Alarcon
3. Hindari Plagiat Karya Sendiri
Hal ini banyak dilakukan oleh penulis karena ketidaktelitiannya. Plagiasi adalah cara yang tidak terpuiji, apalagi memplagiasi tulisan sendiri.
Hendaknya, penulis sajak lebih kreatif dan menemukan hal yang baru untuk karyanya. Berbagai cara bisa dilakukan seperti membaca buku sebab banyak kata-kata baru yang bisa ditemukan jika sering membaca.
4. Samarkan Makna Puisi
Sapardi mengatakan elemen penting dalam sajak adalah menyampaikan perasaan dengan samar-samar, sederhana, dan menyatukan dengan alam sekitar.
jadi di sini dilihat bagaimana kelihaian penulis menyamarkan perasaatnya dalam bait-bait puisi.
5. Hindari sajak gelap
Sajak gelap yang dimaksud Sapardi adalah sajak yang hilang kontak dengan pembacanya. Jika ini terjadi tujuan penulis patut dipertanyakan lagi, bukankah karya sastra yang baik adalah yang menemui pembacanya.
Itulah lima tips menulis sajak dari penulis Buku Hujan Bulan Juni. Semoga bermanfaat.