Kembali ramai video klarifikasi konten kreator Talvav, pembuat video yang viral, karena menyodorkan payudaranya ke arah pengemudi ojek online atau Ojol yang kemudian dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap pria.
Tapi, seperti apa perilaku pelecehan seksual kepada pria seperti yang dituduhkan dalam kasus Talvav?
Menurut klarifikasi Talpav, dirinya tidak berniat menempelkan payudara saat membuat konten prank dengan dalih bertanya alamat jalan.
"Di sini gue dikritik dari berberapa pihak dan platform, diman katanya gue nempelin payudara gue ke orang yang lagi gue prank. Gue ngerti kalau interpretasi orang begitu, padahal intensi gue nggak gitu sama sekali,” ujar pembenaran Talpav dalam sebuah video TikTok yang dibagikan di Twitter dan dilihat Suara.com pada Jumat (2/3/2023).
Baca Juga:4 Fakta Anak SMA Tabrakan Pakai Mobil Dinas DPRD, Bawa Penumpang Wanita Bugil
Menurut wanita yang membuat konten dengan mengenakan tank top putih itu, tujuan pembuatan konten hanya untuk melihat reaksi ketika orang berbicara ke wajah mereka dari dekat.
"Di video ini , intensi gue pure adalah ngomong kedeketan ke orang dengan mendekatkan muka gue sedeket mungkin ke telinga mereka. Bukan sama sekali nempelin payudara gue,” jelas perempuan muda tersebut.
Asumsi bahwa perempuan melakukan pelecehan seksual terhadap laki-laki, terutama pengemudi ojek online karena merasa tidak nyaman dan terlihat ingin menghindarinya karena perempuan tersebut bertanya dan mendekatkan tubuhnya dari jarak yang tidak sewajarnya.
![Niat Klarifikasi Konten 'Nempel' Payudara ke Ojol, Perempuan bernama Talvav ini Malah Panen Hujatan. [Dok: Twitter/@BosPurwa]](https://media.suara.com/suara-partners/serang/thumbs/1200x675/2023/02/03/1-niat-klarifikasi-konten-nempel-payudara-ke-ojol-perempuan-ini-malah-panen-hujatan-dok-twitter-at-bospurwa.jpg)
Pelecehan seksual adalah aktivitas seksual yang tidak diinginkan yang menyebabkan ketersinggungan dan ketidaknyamanan serta dapat membahayakan secara fisik dan mental.
Meskipun yang menjadi korban pelecehan seksual kebanyakan adalah perempuan. Namun pelecehan seksual dapat terjadi pada siapa saja, tanpa memandang usia, orientasi seksual, atau identitas gender.
Baca Juga:Jadi Perdebatan di Twitter, Begini Cara Membaca QRIS yang Benar
Mengutip Rainn.org, beberapa pria yang selamat dari pelecehan seksual saat dewasa seringkali merasa malu atau ragu. Karena laki-laki harus cukup kuat menghadapi para pelaku pelecehan.
Selain itu, banyak pria yang mengalami ereksi atau ejakulasi saat serangan terjadi, namun malah bingung apa yang terjadi dan apa yang melatarbelakanginya.
Meskipun itu merupakan reaksi fisiologis seperti ereksi normal, bukan berarti korban menginginkan atau mengundangnya atau menikmati serangan pelecehan tersebut.
Berikut adalah efek pelecehan seksual terhadap pria yang harus diperhatikan:
- Kecemasan, depresi, gangguan stres pascatrauma, kilas balik, dan gangguan makan.
- Menghindari orang atau tempat yang mengingatkan anda akan serangan atau intimidasi.
- Kekhawatiran atau pertanyaan tentang orientasi seksual.
- Ketakutan akan hal terburuk yang akan terjadi dan perasaan akan masa depan yang singkat.
- Merasa “kurang laki-laki” atau tidak memiliki kendali atas tubuh Anda sendiri.
- Merasa gelisah, tidak bisa rileks, dan sulit tidur.
- Rasa bersalah atau malu karena tidak mampu menghentikan agresi atau pelecehan, terutama saat Anda mengalami ereksi atau ejakulasi.
- Menarik diri dari hubungan atau pertemanan dan tumbuhnya rasa diri yang terasing.
- Merasa khawatir tentang pengungkapan karena takut dihakimi atau tidak dipercaya.