Direktur Utama Bank BTN, Nixon LP Napitupulu mengatakan Masyarakat tidak akan mungkin mandapakan perumahan subsidi yang berada dikawasan strategis seperti dekat jalan tol atau lokasi strategis lainnya, karena faktor harga.
"Makanya kalau makin dilalui tol, makin sulit (area di dekatnya dibangun) ada rumah subisidi. Dilemanya ya seperti itu. Kenaikan harga properti seperti rumah semakin sulit (terjangkau) karena rumah bersubsidi di daerah itu makin mahal," kata Nixon dalam rapat di Gedung DPR RI Jakarta Rabu
(23/11/2022).
Mahalnya perumahan subsidi di area strategis berkaitan dengan kemudahan akses dilokasi tersebut. Hal ini dikarenakan biaya yang dikeluarkan oleh developer atau pengembang juga memakan biaya yang tinggi.
“Harga yang masuk keuntungan (pengembang) biasanya marginnya rendah. Kalau akuisisi tanah/lahan Rp 300.000 per meter, Gap Rp 300 ribu, menurut hitungan mereka masih ada margin tipis, karena lebih dari itu, udah berat buat mereka, karena harus mengurus perizinan, membangun, pertahanan lahan, dan lain-lain," katanya.
Awalnya, pembelian tanah mungkin tidak menjadi masalah, namun seiring berjalannya waktu, biaya transportasi ditambah faktor-faktor lain, kalangan ini biasanya memilih untuk tinggal di rumah kontrakan, meskipun sudah membeli rumah.
Nixon juga menambahkan, BTN memiliki kebijakan melonggarkan para pembeli rumah yang dibeli dalam waktu satu tahun, dengan alasan sebagian besar peminjam (debitur) memiliki pekerjaan atau anak-anak jauh dari rumah untuk sekolah.