Saat ini jumlah pengguna internet di Indonesia cukup masif, menurut catatan Ketua Bidang Ekonomi Digital dan UMKM Sobat Cyber Indonesia, Muhammad Miqdad Nizam Fahmi, menyebutkan hingga 204,7 juta orang Indonesia menggunakan internet dari total penduduk Indonesia sebanyak 277,7 juta jiwa.
Sementara itu, total kepemilikan ponsel juga tidak kalah signifikan, yakni mencapai 370,1 juta ponsel.
"Penggunaan internet di Indonesia mungkin akan meningkat, bisa dibilang sangat masif," kata Miqdad, Kamis (27/10/22).
Sedangkan jumlah pengguna aktif media jejaring sosial di Indonesia adalah 191,4 juta orang. Namun, ada permasalahan etika bagi pengguna internet Indonesia di dunia digital.
Baca Juga:Dimanakah Peringatan Hari Sumpah Pemuda 2022
Dalam laporan berjudul ‘Digital Civility Index’, Microsoft mengumumkan bahwa netizen Indonesia adalah pengguna media sosial paling tidak sopan di Asia Tenggara.
![Ilustrasi sosial media [pexels.com/tracy-le-blanc]](https://media.suara.com/suara-partners/serang/thumbs/1200x675/2022/10/28/1-ilustrasi-sosial-media-pexelscomtracy-le-blanc.jpg)
Masih berdasarkan survei, tiga risiko teratas di ruang digital yang banyak dihadapi netizen Indonesia adalah hoaks dan penipuan, ujaran kebencian, dan diskriminasi.
“Patut disadari bahwa pengguna diruang digital datang dari berbagai lokasi dengan adat dan istiadat, budaya, pemahaman, maupun latar belakangpendidikan yang berbeda.
Oleh sebab itu, perlu berhati-hati dalam menyebarkan informasi kepada publik dan menerapkan prinsip etika ketika berkomunikasi dengan siapa pun di ruang digital, ”kata Miqdad
Semetara itu, pengurus bidang Kemitraan dan Legal Relawan TIK Provinsi Bali, I Komang Suartama menambahkan, apabila tidak menggunakan etika dalam bermedia sosial, maka pengguna rentan terhadap berita palsu atau hoaks, ujaran kebencian, pornografi, cyberbullying dan konten negatif lainnya.
Baca Juga:Meski Berat, Shin Tae-yong Yakin Timnas Indonesia U-19 Lolos dari Grup A Piala Asia
![ilustrasi hoaks, ilustrasi hoax, UU ITE. [Envato Elements] [Envato Elements]](https://media.suara.com/suara-partners/serang/thumbs/1200x675/2022/10/28/1-ilustrasi-hoaks-ilustrasi-hoax-uu-ite-envato-elements.jpg)
Padahal hanya berbicara di aplikasi chatting saja, misalnya, membutuhkan etika seperti pilihan waktu, menggunakan bahasa yang baik dan benar, menyapa dan memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan dan jangan lupa untuk mengucapkan terima kasih di penutup.
“Hati-hati dengan typo atau kesalahan ketik. Karena bila itu terjadi, bisa timbul kesalahpahaman antar pelaku yang terlibat dalam percakapan tersebut,” ujar Komang.
Kemudian Komang juga menambahkan, etika lain yang diperlukan adalah memberi komentar di media sosial tanpa menyinggung atau menghina SARA, tidak merendahkan orang lain dan tanpa mengandung konten pornografi.
Untuk menghormati karya dan hak cipta orang lain, anda harus mencantumkan sumbernya saat mengunggah teks, foto, video, atau gambar orang lain.