Dolar bertahan sekitar satu persen di bawah puncak dua dekade versus mata uang utama lainnya di sesi Asia pada Senin pagi, awal pekan yang akan melihat beberapa lusin keputusan bank sentral dipimpin oleh Federal Reserve (Fed) pada Rabu (21/9/2022) dan diikuti oleh Bank Sentral Jepang (BOJ) dan Bank Sentral Inggris (BOE) keesokan harinya.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik tipis 0,09
persen dari Jumat (16/9/2022) menjadi 109,66, berkonsolidasi setelah beberapa minggu yang
bergejolak yang membawanya setinggi 110,79 pada 7 September untuk pertama kalinya sejak
pertengahan 2002, hanya untuk melihatnya mundur ke 107,67 enam hari kemudian.
Investor telah diayunkan oleh data ekonomi yang kadang-kadang mengisyaratkan The Fed dapat
memperlambat laju kenaikan suku bunga untuk mengurangi pukulan terhadap ekonomi dan risiko
resesi, hanya kemudian menunjukkan inflasi masih meningkat.
Pembuat kebijakan Fed telah menekankan keputusan mereka akan diambil pertemuan demi
pertemuan dan bergantung pada data terbaru.
Baca Juga:Anies : Prof Azyumardi Sosok Yang Konsisten Menjaga Api Demokrasi
Saat ini pasar telah memperkirakan setidaknya kenaikan 75 basis poin untuk pertemuan Komite
Pasar Terbuka Federal (FOMC) minggu ini, dan peluang 19 persen kenaikan poin persentase
penuh.
US Dollar
![US Federal Reserve Chairman Jerome Powell [yahoo]](https://media.suara.com/suara-partners/serang/thumbs/1200x675/2022/09/19/1-the-fed.jpg)
Minggu ini juga dipenuhi dengan liburan pasar yang dapat menipiskan likuiditas dan
mengakibatkan pergerakan harga yang lebih tajam, dengan Jepang dan Inggris libur pada Senin.Australia pada Kamis (22/9/2022), dan Jepang lagi pada Jumat (23/9/2022)
"Dolar AS dapat tetap tinggi karena FOMC terus meningkatkan suku bunga secara agresif dan
meningkatnya risiko resesi global, dan dapat mencapai puncak siklus baru di atas 110,8," tulis ahli
strategi Commonwealth Bank of Australia dalam catatan klien.
Prospek ekonomi yang buruk akan membuat euro, sterling dan mata uang pro-siklikal seperti dolar
Australia di bawah tekanan, kata mereka.
Dolar sedikit berubah pada 142,905 yen, tenang setelah melonjak ke level tertinggi 24 tahun di
144,99 awal bulan ini.
Baca Juga:Kate Winslet 'Titanic' Dilarikan ke RS karena Jatuh saat Syuting Film
BOJ secara luas diperkirakan akan tetap dengan stimulus besar-besaran pada Kamis (22/9/2022),
menonjol di antara bank sentral negara maju yang semuanya dengan cepat mengetatkan
kebijakan untuk menjinakkan inflasi.
Antara